Jambitransnews.com,- VIRAL, Inilah Kisah Mbah Sri Mencari Makam Suami, Sampai Dibuat Film hingga Raih Penghargaan.
"Katanya, mungkin tidak akan kembali lagi, 'Aku akan bergerilya, kalau aku tidak kembali berarti aku sudah menyatu dengan tanah yang ku bela'," kenang Mbah Sri.
Kerinduannya akan sang suami membuat Mbah Sri terus mencari keberadaan suaminya yang selalu berharap suaminya bisa pulang dari medan perang.
Berpuluh-puluh tahun berlalu Mbah Sri masih berharap ia menaruh satu pengharapan sederhana.
Suatu hari ketika ia meninggal kelak, ia ingin dimakamkan di sebelah makam suaminya, Pawiro Sahid.
Kala itu ia bertemu dengan rekan seperjuangan suaminya dan banyak bercerita jika sang suami telah gugur dalam medan perang.
Goyahlah hati Mbah Sri, ia pun mencari keberadaan makam sang suami di makam pahlawan hingga ke Yogyakarta.
Mbah Sri pun akhirnya menemukan makam nisan dengan tulisan nama suaminya, Nyi Sutarmi Pawiro Sahid yang telah wafat pada tahun 1987.
Ingatan mengenai suaminya ini yang terus tumbuh dan mengekal dalam ingatannya.
Kisah haru perjalanan Mbah Sri mencari keberadaan makam sang saumi pun menyita perhatian publik.
Hingga pada tahun 2017 kisah Mbah Sri ini diangkat dalam sebuah film berjudul 'Ziarah' bahkan film tersebut berhasil memboyong dua penghargaan Best Screenplay dan Special Jury Award dalam ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017.
Ziarah bermula dari kisah seorang Mbah bernama Mbah Sri (Ponco Sutiyem) yang memiliki keinginan terakhirnya untuk pergi mencari makam suaminya, Pawiro Sahid, yang gugur di medan perang saat Agresi Militer Belanda ke II tahun 1949.
Upaya Mbah Sri mencari makam suami tercintanya tidak mudah.
Mbah Sri kemudian nekat pergi dari rumah tanpa pamit dan memulai melakukan perjalanannya seorang diri.
Pada video selanjutnya pada akun tersebut, Mbah Sri bertemu dengan dengan seorang wanita Ia mengungkapkan saat dirinya meninggal nanti, bisa dimakamkan berdampingan dengan makam suaminya.
Mbah Sri diketahui memiliki seorang cucu yatim piatu yang bernama Prapto, Ia diwasiatkan untuk terus menjaga neneknya.
Selama 4 hari tidak mengetahui kabar neneknya, Prapto pun akhirnya menyusul mencari neneknya.
Proses pencarian yang panjang, ingatan masa lalu yang menjadi trauma, dan keinginan untuk meninggal kelak di samping suaminya mulai menemukan titik terang.
Alih-alih menemukan kuburan dan batu nisan Prawiro seorang diri yang meninggal pada tahun 1985, ia justru menemukan kuburan tersebut bersanding dengan kuburan yang lain, persis di sampingnya, bernama Sutarmi Prawiro, meninggal tahun 1987.
Ia kemudian hanya duduk lemah tertidur di sebuah gapura pemakaman, menunggu jawaban yang tak kunjung datang menemuinya, yang berujung pada kenyataan pahit.
Kisah Mbah Sri ini pun menjadi bukti nyata wanita bisa setia sampai tua hingga membuat para warganet turut merasakan kesedihan dengan perjuangan Mbah Sri.
"Heroisasi Pawiro Sahid bersemayam puluhan tahun dalam benak mbah Sri, menular ke cucunya," tulis Potretlawas.
"Ya Alloh merinding juga terharu, semoga aku dan suami ku bisa saling menemani sampai kita saling menua dan menutup mata," ujar Aliesha2016.
"Ahhh.. mengandung bawang," ujar Spillracunshopeee.
"Nyesek rasanya dan ga bisa nahan tanggis," ungkap _infinityhairstudio.
"Udah lama bgt nonton film ini endingnya bikin sedih," ungkap Kusumaasih50.(*)
Sumber : Tribunnews.com